Senin, 23 November 2015

Staycation: Ascott Waterplace Surabaya


Kalau saldo Paypal lagi banyak, The Emak bawaannya pengen staycation melulu, hehe. Jangan ditiru ya. Seperti minggu kemarin ketika saya memutuskan membawa anak-anak nginep di apartemen mewah di Surabaya Barat. Tapi ini ada alasan rasionalnya kok. Selama dua minggu ini kan Big A bertugas menjadi jurnalis di acara Deteksi Jawa Pos, jadi tiap hari wajib ke DetCon yang diadakan di PTC Supermall. Dari rumah kami di Surabaya ujung timur, Supermal ini jauh banget, mana macet pula. Jumat malam Big A harus meliput acara sampai malam, dan siangnya sudah harus ke sana lagi. Karena Si Ayah juga sedang ke luar kota, ya sudah lah, Emak jadi punya alasan untuk booking hotel ;)

Saya memesan Ascott Waterplace ini via Agoda, karena bisa dibayar dengan saldo paypal. Tarif semalam untuk apartemen 1 bedroom waktu itu sebesar $79,48. Saya sudah cek via hotelscombined, harga di website lain juga sama. Gak mau rugi, kan? Saya memilih Ascott ini dari segi kepraktisan saja karena lokasinya persis di depan PTC Supermal, jadi tinggal menyeberang jalan. Ada sih beberapa pilihan hotel di sekitar situ yang lebih murah, tapi sama saja tidak walking distance, tetap harus naik taksi.


Jumat sore setelah menjemput Little A dari sekolah, kami berdua naik taksi menuju Ascott. Kami masuk ke lobinya yang mewah dan disambut dengan ramah. Proses cek in cukup gampang dan cepat. Setelah menyerahkan voucher Agoda, kami langsung dapat kunci kamar.


Big A ngecek tulisannya di Deteksi Jawapos

Little A, pecinta penginapan mewah, langsung terbelalak dan kagum begitu kami sampai di kamar. Dekorasinya memang tampak mewah. Ada satu kamar tidur dengan queen bed, dilengkapi TV dan lemari tanam. Ruang keluarga terpisah dari kamar, dilengkapi sofa besar dan nyaman, plus TV kabel dengan saluran lengkap. TV-nya ada dua ya, jadi The Emak nggak akan rebutan remote sama Little A, hahaha. Di ujung ruang keluarga terdapat dapur, lengkap dengan kompor, microwave, dispenser air panas dingin, peralatan masak, kulkas besar dan meja kursi. Bahkan ada mesin cuci juga. Kelihatannya apartemen ini sangat nyaman untuk tinggal dalam waktu lama. Sayangnya kami tidak menggunakan semua fasilitas tersebut. Ngapain masak kalau makanan enak tinggal beli di mal sebelah?

Wifi juga disediakan gratis. Meski kami stay di lantai atas, wifi masih bisa nyambung. Kecepatannya lumayan, bisa digunakan Big A untuk mengerjakan PR.













Tarif yang saya bayarkan sudah termasuk sarapan. Setelah bisa tidur nyenyak bertiga di kasur empuk, Sabtu paginya kami turun untuk sarapan. Menu sarapannya standar, tidak ada yang terlalu istimewa. Seperti biasa Little A minta roti panggang dengan olesan. Big A minta salad sayuran yang lumayan segar dengan dressing yang cukup enak. Saya pesan omelet jamur yang dimasak di tempat, cukup enak lah. Kopinya biasa saja, tidak nendang, tapi cukupan untuk memulai pagi hari.

Setelah lumayan kenyang, saya menemani Little A untuk main-main air di kolam renangnya yang ternyata luas banget. Sebenarnya lebih mirip mini waterpark daripada kolam renang biasa. Setelah melihat sendiri, saya baru ngeh kenapa namanya Ascott Waterplace :) Di sini ada kolam untuk bayi, kolam yang seperti pantai, kolam dengan permainan air (seluncuran) dan kolam renang biasa untuk olahraga. Sepertinya ada lazy river-nya juga tapi kok airnya nggak bergerak. Waktu kami menginap di sana hari Sabtu, suasana tidak terlalu ramai. Hanya ada dua keluarga yang bermain dan beberapa orang yang berenang beneran. Padahal apartemen ini juga jadi satu dengan hunian, fasilitas kolam bukan hanya untuk tamu apartemen saja

Karena Big A tidak ikut main air, Little A cuma sebentar bermain di sini. Tapi untuk staycation, fasilitas mini waterpark ini cukup mewah juga, jadi nggak perlu keluar ke waterpark beneran.









Yang paling kami suka dari Ascott ini adalah fasilitas kamar mandinya yang mewah banget. Ada bak mandi (bath tub) yang tampaknya masih baru. Amenities yang disediakan adalah merk L'occitane. Duh, wanginya sedep banget, dengan senang hati sisanya saya bawa pulang :)) Cuci tangan aja pakai L'occitane *berasa jadi horang kaya*. Sayangnya sebotol kecil shower gel-nya cuma cukup untuk dua kali berendam.

Selepas berenang, Little A dan Big A berendam bersama. Mereka main-main di bak mandi lama banget sampai saya harus memaksa mereka untuk keluar. Mandi air hangat dengan sabun wangi emang enak sih ;)





Serviced apartment ini saya rekomendasikan untuk keluarga yang memang punya acara di Surabaya bagian barat. Soalnya lokasinya cukup jauh dari kota. Kalau jalanan macet, satu jam perjalanan mungkin belum sampai ke tengah kota. Tarif apartemen ini memang lebih mahal dibandingkan hotel, tapi sepadan dengan fasilitas yang diberikan, antara lain dapur agar bisa memasak/menghangatkan makanan sendiri dan mini waterpark-nya yang pasti membuat anak-anak puas bermain.

~ The Emak  

Senin, 26 Oktober 2015

Memesan Vila di Bali dengan Airbnb

Vila Ratna 2 di Ubud yang kami pesan via Airbnb
Setelah sukses memesan tiket pesawat ke Bali dengan poin Garuda Miles, saya mulai berburu penginapan di Ubud. Tadinya saya pengen menginap di Tegal Sari, hotel kecil yang langganan menang di Tripadvisor untuk kategori Bargain Hotels. Tapi ternyata untuk tanggal yang kami perlukan, vilanya sudah penuh. Ya maklum sih, pas ada acara Ubud Writers and Readers Festival.

Lalu saya ingat masih punya kredit di Airbnb. Aha! Saya kan--alhamdulillah--menang kuis @kartupos yang hadiahnya voucher Airbnb yang lumayan banget, $250. Cukup lah ya buat sewa vila dua kamar dengan kolam renang pribadi.

Tidak perlu iri dengan kemujuran saya yang sering menang kuis, hehe. Kalau mau voucher juga, bisa langsung daftar Airbnb dari tautan ini: https://www.airbnb.com/c/akumalasari. Nanti otomatis akan mendapatkan kredit/voucher sebesar $20 (sekitar Rp 279 ribu) untuk pemesanan pertama. Mendaftar Airbnb gampang, bisa menggunakan akun Facebook, Gmail atau email yang lain. Kalau masih bingung caranya, bisa membaca tulisan saya yang ini.

Yang pengen dapat voucher, daftar di sini ya: https://www.airbnb.com/c/akumalasari
Cara memesan di Airbnb juga gampang. Setelah punya akun, kita tinggal search, ketikkan destinasi di kolom yang ada gambar kaca pembesarnya. Lalu masukkan tanggal cek in cek out dan jumlah orang yang menginap. Airbnb akan mencarikan penginapan yang tersedia di tanggal tersebut, dengan peta lokasi di sebelah kanan. Kita bisa menggeser peta sesuai kebutuhan. Kita juga bisa mengatur harga maksimal, tipe kamar atau fasilitas yang kita mau.
 
Di Ubud, sudah banyak vila cantik-cantik yang tersedia di Airbnb. Sekarang juga sudah ada fasilitas Instant Book, artinya pesanan kita akan langsung terkonfirmasi. Fitur ini ditandai dengan gambar flash/petir berwarna kuning.

Dulu ketika saya memesan apartemen di Paris dengan Airbnb, saya harus mengirim pesan ke host dulu, memastikan bahwa di tanggal tersebut apartemennya kosong. Tapi untuk vila di Ubud ini, saya tinggal klik instant book kalau memang sudah mantap dengan vila tersebut. Tidak perlu mengirim pesan ke host, kecuali kalau memang ada yang ditanyakan. Baru setelah pesanan vila saya terkonfirmasi, saya mengirim pesan perkenalan ke host.





Sangat banyak pilihan yang tersedia di Ubud. Saya sendiri sampai bingung berhari-hari membandingkan satu vila dengan lainnya. Saya pengennya menginap di vila dua kamar biar duo Precils tidur di kamar sendiri, sementara saya dan Si Ayah bisa nganu, tidur dengan nyaman juga :D Lalu kolam renang juga wajib, kalau bisa kolam privat biar saya bebas pakai bikini, hahaha. Sarapan pagi nggak begitu penting, karena biasanya vila ada dapurnya. Lagipula, kami mungkin pengen nyoba sarapan di kafe yang trendi.

Karena susah milih, vila-vila yang saya taksir saya masukkan ke wishlist (klik tanda hati). Ini contekan wishlist saya, yang buanyak banget saking bingungnya: https://www.airbnb.com/wishlists/40161556. Akhirnya saya menemukan Vila Ratna 2 dan jatuh hati karena desain interiornya yang cerah, dan harganya juga di bawah vila 2 kamar lainnya. Kalau tertarik menginap di Vila Ratna 2, ini tautannya: Listing: https://www.airbnb.com/rooms/5451185.

Selain dari harga dan fasilitas yang disediakan, saya memilih vila ini juga karena review-nya bagus. Tadinya ada vila yang saya taksir juga, tapi dari reviewnya, sering ada orang yang masuk begitu saja ke dalam vila menawarkan transport, jadi privasi nggak terjamin. Duh, ngeri kan kalau gini? Saya juga tidak berani pesan vila baru yang belum ada review-nya.

Tarif menginap di Airbnb mengikuti rate USD. Ketika saya memesan di bulan Juni 2015, tarif per malam adalah Rp 1.267.509. Service fee dari Airbnb sebesar Rp 306.871. Total yang harus saya bayar untuk dua malam adalah Rp 2.841.889. Tapi bayarnya nggak perlu pakai uang karena saya masih punya kupon. Uang yang saya keluarkan untuk memesan vila ini adalah Rp 0. Kalau kredit atau kupon airbnb tidak mencukupi, sisanya bisa dibayar dengan kartu kredit atau kartu debit. Untuk memasukkan nomor kartu yang digunakan untuk membayar, klik account setting >> payment methods >> add payment methods >> masukkan nomor kartu dan data lainnya >> klik Add Card. Kartu kredit yang diterima untuk pembayaran adalah visa, mastercard, amex dan discover. Kalau tidak punya kartu kredit, bisa pinjam punya orang lain. Saya memasukkan nomor kartu kredit punya suami di akun saya dan nggak masalah. Sementara untuk kartu debit, yang sudah saya coba masukkan dan diterima adalah kartu debit dari Permata Bank yang ada tulisannya VISA Electron. Kartu Debit dari Bank Mandiri ditolak. Coba aja deh semua kartu yang ada :)

Berikut screenshot pemesanan saya menggunakan apps Airbnb di iPad.


Beres? Ternyata belum. Sebulan sebelum berangkat, ada perubahan rencana. Big A ternyata ada acara outbond di sekolah, jadi tidak bisa ikut ke Ubud. Hiks. Akhirnya rencana kami juga ikut berubah. Yang tadinya menginap dua malam, terpaksa jadi menginap semalam saja karena esoknya harus menjemput Big A di sekolah.

Untungnya pemesanan di Airbnb bisa diubah. Ini tergantung kebijakan pembatalan dari host ya. Kebetulan host yang ini, Mbok Ratna, cancellation policynya moderate (bisa dilihat di profil penginapan). Artinya, 5 hari sebelum tanggal kedatangan, pesanan masih bisa diubah. Nanti uangnya dikembalikan, kecuali biaya servis Airbnb.

Seminggu sebelum berangkat, saya mengubah pesanan dari dua malam menjadi satu malam saja. Saya juga mengirim pesan ke host bahwa rencana berubah karena anak saya ada acara di sekolah. Alhamdulillah host langsung menyetujui perubahan ini dan uang (kredit) saya dikembalikan satu malam. Nggak masalah.

Untuk mengubah atau membatalkan pesanan, klik Your Trips >> klik Change or Cancel >> pilih Change Reservation >> ubah tanggal atau jumlah tamu >> Submit Alteration.

Ingat, perubahan atau pembatalan mengikuti kebijakan pembatalan dari host. Cek dulu cancellation policy masing-masing penginapan di profilnya. Kalau kebijakannya strict, booking tidak bisa dibatalkan.











Pesan vila sudah beres. Sekarang tinggal packing bikini. Ada yang mau ikut kami renang-renang di kolam pribadi di Ubud, lanjut dengan ngopi atau ngeteh di gazebo tepi sawah?

~ The Emak



Senin, 19 Oktober 2015

Langkah Mudah Aplikasi e-Visa Turki



Ceritanya, Si Ayah pergi ke Istanbul, dan kami nggak diajak. *mewek* Memang keperluannya dinas sih, untuk konferensi. Meski pengen banget ke Istanbul, saya juga tahu diri karena duit anggaran jalan-jalan kami sudah habis untuk jalan-jalan ke Eropa tahun lalu.

Sebagai istri salehah, meski nggak ikut pergi, saya tetap kebagian yang menyiapkan tiket, hotel, dan juga visa. Untungnya mengurus visa Turki gampang banget, bisa dilakukan dalam sekali duduk. Siapkan saja: paspor untuk contekan, alamat email, kartu kredit, laptop dan... internet cepat.


Berikut step-by-step mengajukan e-visa Turki, lengkap dengan screen shot-nya.

1. Buka website resmi untuk mengajukan e-visa Turki. https://www.evisa.gov.tr/en/
Pilih yang bahasa Inggris ya biar nggak bingung :)
 

2. Pilih negara: Indonesia. 
Pilih dokumen perjalanan: Ordinary Passport.
Masukkan kode verifikasi. Klik Save and Continue.



3. Pilih hari keberangkatan. 
Kalau nanti hari keberangkatan berubah tidak masalah, tapi harus termasuk dalam masa berlaku visa. Kalau tanggal berangkat lebih awal, harus apply visa baru. Pengajuan e-visa paling lambat 2 hari sebelum tanggal keberangkatan. Saya menguruskan visa seminggu sebelum keberangkatan Si Ayah.

Visa berlaku mulai hari kedatangan yang kita pilih sendiri sampai enam bulan setelahnya. Pemilik e-visa boleh datang kapan saja selama masa berlaku visa. Maksimal stay adalah 30 hari. Visa ini single entry, berlaku untuk satu kali masuk. Apakah kita bisa mendapatkan multiple entries? Sayangnya, hanya warga negara-negara tertentu yang bisa, warga negara Indonesia tidak masuk dalam daftar yang bisa multiple entries. Kalau ingin masuk Turki lagi, kita harus mengajukan e-visa baru.
Klik Save and Continue.





4. Isikan data diri.
Untuk yang namanya tiga kata, isikan dua kata pertama di kolom given/first names. Satu kata terakhir di kolom Surname.

Untuk membuatkan e-visa keluarga, klik Add a New Person. Dalam satu kali pengajuan bisa sampai 10 orang. Visa nanti dikirim ke satu email dan pembayaran cukup dilakukan satu kali sesuai tarif dikalikan jumlah orang yang mengajukan e-visa.

Setelah mengisikan data diri ini, klik Save and Continue.
Email verifikasi akan dikirim ke alamat email kita. Segera cek.
 

[catatan: saya hapal password email suami, jadi nggak ribet nanya2. Si Ayah pokoknya tahu beres :D]


5. Buka email. 
Kalau email dari sistem aplikasi e-visa Turki tidak masuk di inbox, cek juga folder spam/junk. Email ini harus direspon dalam waktu 1 jam, kalau tidak, aplikasi akan dibatalkan. Klik Approve.


6. Membayar biaya pembuatan e-visa.
Sebelum membayar, cek sekali lagi data diri kita, apakah sudah sesuai dengan paspor. Kalau terdapat kesalahan nama, tempat dan tanggal lahir atau salah data yang lain, biaya yang sudah kita bayarkan tidak dapat dikembalikan, dan kita harus membuat e-visa baru. Karena itu, pastikan datanya benar.

Biaya e-visa untuk WNI adalah USD 25 dan ada service fee sebesar 70 sen. Pembayaran hanya dapat dilakukan dengan kartu kredit visa atau mastercard. Nama di kartu kredit tidak harus sama dengan nama aplikan. Kalau nggak punya kartu kredit ya usaha lah, pinjam orang :)

Isikan data credit card dan klik Make Payment.



7. E-visa jadi dan bisa diunduh.
Setelah pembayaran beres, e-visa langsung jadi dan siap diunduh.
Tautan untuk mengunduh e-visa juga akan dikirimkan via email.
Jangan lupa untuk mengunduh kuitansi, kalau ingin reimburse ke kantor atau ortu :))



8. Cetak e-visa.
Ini dia penampakan e-visa Turki. Tinggal dicetak di kertas biasa ukuran A4.
Bagian kotak besar yang saya hitamkan di kanan atas dan bawah adalah barcode.



Ini penampakan kuitansinya.

Pengalaman Si Ayah melewati imigrasi Turki di bandara Istanbul lancar-lancar saja. Oleh petugasnya cuma ditanya ada keperluan apa di Istanbul. Tidak ada pertanyaan macam-macam lagi. Berbekal paspor dan e-visa print-print-an ini, Si Ayah langsung lolos imigrasi.

Gampang banget ya? Iya ^_^
Yang susyah bayar tagihan tiket pesawatnya ;p

~ The Emak  

Senin, 06 Juli 2015

Review: Hotel Greenhost Yogyakarta




Saya selalu pengen mencoba menginap di hotel-hotel baru yang lagi happening. Masalahnya, agak susah untuk hotel di kota Jogja, Malang, atau Surabaya. Lha ibu dan adik saya ada rumah di pinggiran Jogja, ngapain nginep di hotel? Harus ada strategi, alasan lain yang tidak menyakiti hati ibu (atau ibu mertua di Malang). Alhamdulillah, doa istri salehah terkabul, saya memenangkan voucher $50 dari Agoda. Cukup lah untuk pesan 2 kamar dan nginep-nginep cantik.

Pilihan saya jatuh ke Hotel GreenHost di daerah Prawirotaman. Sebenarnya inceran saya ada dua: Hotel LOKAL di daerah Gejayan, atau hotel ini. Tapi karena tarifnya lebih murah hotel GreenHost (400 ribuan termasuk pajak), ya sudahlah nanti coba Hotel Lokal lain kali kalau ada rezeki.



Tampak Depan


Lobi
Lobi

Sesuai namanya, hotel GreenHost ini benar-benar green, hijauuuuuu di mana-mana. Tampak depannya dihiasi dengan tanaman rambat dan pot-pot kecil, jadi gampang dibedakan dari bangunan sekitarnya. Hotel ini nylempit di jalan Prawirotaman 2 No. 629. Kalau dilihat di Google Map, nama jalannya Jl Gerilya, satu blok dari jalan Prawirotaman dan Jl Tirtodipuran. Hotel ini juga berada di jalan yang sama dengan hotel Gallery Prawirotaman yang lebih besar dan sudah lebih populer.

Sebelum menginap, saya sudah mengintip website mereka. Desain kamarnya bisa kita pilih, tentu sesuai persediaan ya. Saya memilih kamar Studio Kita 1, dengan dinding plesteran tanpa cat dan dekor dari benda-benda daur ulang. Kami pesan dua kamar, tapi tidak ada kamar connecting-nya, jadi kamar saya dan kamar anak-anak sebelah-sebelahan. Kenapa saya pesan dua kamar? Karena nganu, biar nggak berdesak-desakan, Big A kan sudah besar :) Dan toh pesan dua kamar harganya gak mahal. Kalau untuk keluarga dengan anak 1, cukup pesan 1 kamar saja.

Little A, cousin K, and Big A


Cek in cepat dan efisien. Kami langsung diberi dua kunci untuk dua kamar di lantai 3. Kamar yang kami dapatkan persis sama dengan foto yang saya lihat di website. Saya suka desainnya yang unik. Lantainya dari kayu dan dindingnya cukup plesteran saja, tanpa cat. Kasurnya cukup nyaman dan luas untuk kami berdua. Lha iya wong anak-anak kami suruh tidur di kamar mereka sendiri :)) Dari jendela kacanya yang lebar dari lantai sampai atap, kami bisa mengintip rumah-rumah kampung tetangga sebelah. Di area luar, di bawah jendela-jendela ini ditanami sereh. Hijau yang menyejukkan mata. 

Kamar mandinya cukup luas dengan dinding kaca, jadi bisa diintip dari kamar. Tapi kalau nggak mau diintip ada kordennya kok ;) Toiletries-nya saya suka, terutama sabun serehnya. Sayangnya pas di kamar saya pasta giginya nggak ada, dan sikat giginya hanya satu. Mungkin terlewat ya housekeeping-nya. Tisunya juga habis. Waktu itu ada masalah dengan flush toilet-nya, tapi segera diperbaiki oleh petugas begitu kami menelepon resepsionis. Oh, ya, lantai kamar mandinya lumayan licin karena dari tegel biasa.

TV di kamar saya juga bermasalah, ada suara mbrebet-nya gitu. Lengkap deh seirama dengan suara karburator AC yang cukup kencang. Tapi di kamar anak-anak TV-nya lancar. Sayangnya channel-nya nggak lengkap, hanya ada HBO Hits, Fox Sport, Disney Junior, Nat Geo People dan Animal Planet. Ukuran lengkap bagi saya sih ada channel Disney (bukan junior) dan Nickelodeon biar anak-anak anteng :D

Wifi di lantai 3 juga lemah. Ini yang bikin bete Si Ayah karena harus mengerjakan PR. Akhirnya dia ke bawah. Untungnya di bawah wifi-nya lumayan kenceng. Standar kepuasan wifi kami, selemah-lemahnya sama lah ya dengan kecepatan internet di rumah. Kalau enggak, Si Ayah bakalan cranky :p
 
Kami menginap di sini pas bulan puasa, jadinya tidak sempat mencoba kolam renangnya. Dari segi desain, kolam ini cukup bagus, terletak di tengah hotel, jadi semua kamar bisa mendapat view ke kolam renang. Kolam menyatu dengan lobi depan, plus dekorasi unik yang instagrammable. Tapi kalau dari segi kepraktisan, agak gimana gitu kalau berenang di sebelah restoran tanpa pembatas yang jelas. Gak nyaman kan kalau berenang dilihatin orang-orang yang sedang makan? Solusinya mungkin berenang bukan saat jam makan.

Di bulan puasa, hotel ini menyediakan makan sahur sebagai pengganti sarapan. Menunya sederhana, nasi goreng, mi goreng, ca sawi, tahu, ayam goreng, kerupuk, roti putih dan roti gandum, mentega dan selai, sereal dan minumannya biasa teh, kopi dan air putih. Sayangnya tidak tersedia pilihan buah potong segar. Adanya hanya jeruk dan salak. Saya agak kecewa karena setiap sahur kami selalu makan buah segar. Saya nggak tahu menu sahur ini sama atau tidak dengan menu sarapan. Ketika kami makan sahur memang tamunya nggak banyak, hanya ada beberapa keluarga. 








Peta lokasi hotel Greenhost. Klik untuk memperbesar.
Bagian hotel yang paling keren adalah rooftop-nya. Hotel ini menggunakan bagian atap untuk bertanam sayuran secara hidroponik. Jadi kita bisa melihat selada, sawi, bokchoy, dan herba segar yang ditanam di sana. Nggak cuma ngelihat sih, rooftop ini terutama untuk selfie-selfie :D Di depan kamar hotel juga ada kangkung yang ditanam di pipa-pipa pralon yang mengelilingi hotel. Duh, kalau lihat yang segar-segar seperti ini rasanya pengen nyemil.

Lokasi hotel ini juga sangat strategis, di daerah Prawirotaman yang lebih terkenal sebagai kampung bule. Di sini banyak pilihan restoran yang nge-hits, antara lain Via Via, Nanamia Pizzeria, dan Warung Bu Ageng milik seniman Butet Kertaredjasa. Kita juga bisa mampir di toko Cokelat Monggo untuk membeli oleh-oleh yang letaknya persis di depan Warung Bu Ageng. Untuk review tempat-tempat makan, terutama di Jogja, cus langsung ke blog Diladol si food blogger: kokidol.blogspot.co.id. Jangan lupa follow instagram-nya juga di instagram.com/diladol. Kalau memang main di daerah sini, sempatkan untuk mampir ke Ark Gallerie di jalan Suryodiningratan 36A. Kalaupun nggak begitu ngerti seni, minimal bisa foto di tangga Ark untuk update instagram ;) 

Daerah Prawirotaman dan sekitarnya ini bisa dijelajahi dengan naik becak, tinggal manggil tukang becak yang nongkrong di depan hotel. Tarifnya sekitar 15-20 ribu untuk jarak dekat.

Dari hotel menuju stasiun Tugu, kita bisa naik taksi, minta ditelponkan resepsionis. Sayangnya taksi di Jogja tidak sebagus di Surabaya, kadang dapat sopir dan mobil yang bau rokok, kadang ada sopir yang nggak mau pakai argo. Waktu itu kami naik taksi Sadewa, dengan argo, dari hotel sampai ke Tugu cukup bayar 25 ribu.

~ The Emak